Representasi Maksim Tutur dalam Wacana Komunikasi Politik

Pratiwi, Brillianing and Syafruddin, and Badriyah, Ratu and Septiayu, Dena and Ridhayanti, Ryzkiah and Musdalifah, (2022) Representasi Maksim Tutur dalam Wacana Komunikasi Politik. Project Report. Universitas Terbuka, Tangerang Selatan.

[img]
Preview
Text
B5_Representasi Maksim Tutur dalam Wacana.pdf

Download (828kB) | Preview

Abstract

Dalam komunikasi politik eksistensi bahasa sangat menarik untuk dikaji. Makna bahasa tidak lagi dilihat secara netral. Makna kata,frasa, klausa, kalimat, dan paragraf harus dimengerti dan dipahami lebih dari makna literal,makna harfiah, ataupun makna gramatikal. Dalam praktik komunikasi politik bahasa digunakan sangat dinamis dan lentur sesuai dengan konteks, situasi, dan tujuan komunikator. Bahasa di satu pihak mempunyai makna kesepakatan yang terjadi secara sosial dan bebas dari intervensi kekuasaan. Di lain pihak, bahasa mampu menghadirkan diri dan memberi ruang dan sebagai arena untuk berbagai kepentingan dan kekuasaan itu sendiri. Oleh karena itu penelitian yang akan dilakukan memfokuskan pada hal tersebut. Bahasa yang digunakan elite politik seperti permintaan, perintah, larangan yang sering digunakan oleh anggota legeslatif dalam komunikasi politik berpeluang menciptakan konflik individu dan sosial. Selain itu elit politik kadang menebarkan kebohongan dan memutarbalikan fakta sehingga dapat menimbulkan keresahan masyarakat yang bisa menyebabkan terjadinya konflik. Kata-kata memiliki kekuatan yang dahsyat untuk mempengaruhi. Politisi diharapkan mampu berkomunikasi secara lancar kepada berbagai pihak di masyarakat luas. Mereka diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan dan pemikiran mereka secara jelas. Untuk menyatakan secara tepat apa yang dimaksud oleh penuturnya (politisi), maka digunakan prinsip kerjasama, yakni setiap pembicara harus mematuhi empat maksim kerjasama dalam percakapan tersebut. Keempat maksim percakapan itu adalah: (1) maksim kuantitas; (2) maksim kualitas; (3) maksim relevansi; dan (4) maksim cara. Maksim adalah prinsip yang harus ditaati oleh peserta pertuturan dalam berinteraksi, baik secara tekstual maupun interpersonal dalam upaya melancarkan jalannya proses komunikasi. Penelitian ini akan mendeskripsikan seberapa besar bentuk-bentuk maksim yang digunakan oleh para elite politik ketika berkomunikasi, akankah terjadi pelanggaran atau pematuhan terhadap maksim yang terkandung dalan tuturan komunikasi tersebut. Temuan penelitian akan didesiminasikan pada seminar nasional atau pada jurnal nasional (Sinta 4,5,6) sebagai luaran wajib dan jurnal internasional yang bereputasi atau terindeks Scopus buku yang ber ISBN sebagai luaran tambahan. Dengan metode ini sangat diharapkan adanya temuan berupa Prinsip dasar yang terukur pada level TKT 1-3

Item Type: Monograph (Project Report)
Additional Information (ID): 23/G0065.pdf
Uncontrolled Keywords: maksim, kerja sama, politik
Subjects: 300 Social Science > 300-309 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 302.2 Communication (Komunikasi)
300 Social Science > 300-309 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 302.24 Content of Communication (Isi Komunikasi)
Divisions: Thesis,Disertasi & Penelitian > Penelitian
Depositing User: CR Cherrie Rachman
Date Deposited: 13 Jun 2023 06:58
Last Modified: 25 Sep 2023 03:04
URI: http://repository.ut.ac.id/id/eprint/10514

Actions (login required)

View Item View Item