Komunikasi Penyadaran Kritis Gerakan Petani (Studi Kasus Gerakan Petani Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah)

Wijanarko, (2014) Komunikasi Penyadaran Kritis Gerakan Petani (Studi Kasus Gerakan Petani Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah). Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
Text
41430.pdf

Download (21MB) | Preview

Abstract

Komunikasi pembangkitan kesadaran (consciousness raising) pada organisasi gerakan petani sangat dibutuhkan untuk menyadarkan anggota kelompok tani akan situasi ketidakadilan yang mereka rasakan dan alami. Tujuan consciousness raising adalah partisipasi anggota pada aksi kolektif. Sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi ruang publik negara yang memarginalkan ruang-ruang komunikasi petani pada aras lokal, maka proses pembangkitan kesadaran sebagai strategi organisasi gerakan petani untuk melawan bentuk-bentuk penindasan dan penaklukan. Gerakan petani SPPQT (Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah) memiliki beragam bentuk kegiatan pembangkitan kesadaran terhadap kelompok basis di tingkat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana kontestasi wacana yang mempengaruhi latar belakang isu ketidakadilan dalam gerakan petani, melihat sejauhmana saluran komunikasi dan bentuk komunikasi penyadaran kritis mempengaruhi konstruksi akan ketidakadilan, identitas, kesadaran dan motivasi partisipan dalam aksi kolektif serta melihat sejauhmana teknik dan tahapan penyadaran kritis yang dilakukan dalam gerakan petani turut mempengaruhi partisipasi dalam aksi kolektif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Penelitian dilakukan pada empat lokasi kelompok tani yang memiliki anggota tersebar di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Semarang adalah Paguyuban Petani Al-Barakah dan LSDP Harapan Makmur, Kabupaten Boyolali adalah Forum Perempuan Desa Jombong dan Kabupaten Wonosobo adalah Paguyuban Petani Sindoro Kasih. Unit analisa dalam penelitian ini adalah anggota kelompok tani. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan wawancara mendalam dan pengamatan berperan serta serta FGD. Sedangkan data sekunder diperoleh menggunakan studi dokumentasi. Analisa data dilakukan mulai dari reduksi data, penyajian data dan interpretasi data serta pengambilan kesimpulan dan verifikasi data. Temuan penelitian adalah isu yang berkembang merupakan hasil kontestasi wacana dominan (cultural thema) berupa dominasi pembangunan oleh Negara dan wacana tandingan (counter thema) berupa pemberdayaan kaum petani. Latar belakang kehadiran isu ketidakadilan ini melahirkan program pemberdayaan di tingkat basis berupa pertanian organik di kelompok tani Paguyuban Al-Barakah, pemberdayaan perempuan di Forum Perempuan Jombong, pemberdayaan pemuda LSDP dan advokasi Peraturan Desa di kelompok tani Paguyuban Sindoro Kasih. Program pertanian organik lahir untuk mengusung pertanian ramah lingkungan, pemberdayaan perempuan melalui Forum Perempuan lahir untuk menjaga harmonisasi relasional laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan, pemberdayaan pemuda LSDP lahir untuk memberi kuasa penuh pemuda atas informasi dan peraturan desa lahir untuk menjaga kedaulatan dan kemandirian petani atas sumber daya lokalnya. Komunikasi penyadaran kritis gerakan petani menggunakan saluran atau media komunikasi yang mixture. Secara umum media komunikasi penyadaran kritis yang digunakan oleh serikat meliputi; dilevel basis melalui pertemuan kelompok yang dikombinasikan dengan saluran face to face antar partisipan dan media tradisional/rakyat (pengajian atau arisan), di level serikat melalui facebook dan situs internet serikat dan di level publik melalui seminar HPS,audiensi dan festival. Strategi penggunaan saluran komunikasi untuk penyadaran di level basis bertujuan mendalami bentuk-bentuk penindasan yang dialami partisipan untuk kemudian melakukan aksi untuk melawan penindasan itu. Sedangkan strategi di level serikat, saluran komunikasi penyadaran bertujuan memberikan informasi dan pengetahuan perihal perkembangan isu. Di level publik sebenarnya adalah arena pertarungan wacana gerakan petani dengan pihak lawan atau musuh. Saluran komunikasi di level publik ini memang sengaja diciptakan oleh serikat (created/claim space) sebagai proses adu argumen partisipan gerakan petani dengan pihak lawan seperti pada seminar dan audiensi, berbeda halnya dengan kegiatan festival yang memang sengaja dibentuk sebagai invited place. Bentuk komunikasi pada saluran penyadaran yang digunakan oleh serikat secara umum bersifat multy track communication melalui kombinasi dialog dan monolog. Secara umum saluran komunikasi dan bentuk komunikasi membentuk identitas kolektif partisipan gerakan. Namun konstruksi kesadaran dan motivasi partisipan memiliki derajat yang berbeda dalam aksi kolektif, hal ini terkait dengan persepsi partisipan (disposisi personal) terhadap realitas penindasan. Isu peraturan desa membentuk kesadaran naif-kritis dengan motivasi instrumental-ideologi. Isu pertanian organik membentuk kesadaran naif-kritis dengan motivasi instrumental-ideologi. Pada Forum Perempuan memiliki kesadaran naif-magis dengan motivasi instrumental-identitas. Pada pemuda LSDP memiliki kesadaran naif menuju kritis. Secara umum semua isu selalu memiliki motivasi instrumental di dalamnya, hal ini terkait dengan orientasi pragmatis secara umum dalam gerakan petani. Teknik penyadaran dalam consciousness raising yang digunakan oleh serikat ternyata memiliki keberagaman dan ini berhubungan dengan saluran dan media komunikasi yang digunakan. Secara umum teknik diskusi digunakan untuk media yang memungkinkan terjadinya dialog seperti pertemuan kelompok dan dalam event yang diciptakan oleh serikat sendiri seperti audiensi dan seminar. Pada saluran komunikasi yang bersifat invited place (terundang), teknik penyadaran berupa ekspresi diri partisipan seperti pada kegiatan festival hari pangan sedunia. Teknik budaya popular menggumakan teater rakyat dan atraksi teatrikal. Teknik ini bertujuan mendekatkan realitas kaum tani dengan budaya lokal yang ada. Dari semua teknik penyadaran, hanya program pertanian organik yang telah mencapai tahapan penyadaran transformatif yaitu internalisasi perilaku pertanian organik dalam kehidupan. Sedangkan pada Perdes, tahapan penyadarannya adalah praksis, melalui aksi advokasi. Tahapan penyadaran yang berbeda terjadi pada program pemberdayaan pemuda dan perempuan, di mana baru sampai tahapan pemberdayaan yaitu pada aksi adaptasi terhadap tekanan.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information (ID): 41430.pdf
Uncontrolled Keywords: discourse, peasant movement, consciousness raising, collective action , kontestasi wacana, gerakan petani, pembangkitan kesadaran, aksi kolektif
Subjects: 300 Social Science > 300-309 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 302.2 Communication (Komunikasi)
Divisions: Thesis,Disertasi & Penelitian > Tesis - Karya Dosen UT
Depositing User: admin upload repo
Date Deposited: 30 Aug 2016 07:35
Last Modified: 26 Jul 2019 02:35
URI: http://repository.ut.ac.id/id/eprint/2489

Actions (login required)

View Item View Item