Aisyah, Siti (2010) Mengembangkan Karakter Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bercerita. In: Temu Ilmiah Nasional Guru II: Membangun Profesionalitas Insan Pendidikan Yang Berkarakter dan Berbasis Budaya, 24–25 November 2010, Tangerang Selatan.
|
Text
fkip201019.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (52kB) | Preview |
Abstract
Masa usia dini merupakan rentangan usia peka, dimana dalam masa tersebut potensi anak akan berkembang sesuai dengan lingkungan tempat anak berada. Oleh karena itu tugas guru dan orang tua untuk mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin dengan cara menyediakan lingkungan berupa kegiatan yang sesuai dengan perkembangan anak. Salah satu potensi anak yang sangat perlu diperhatikan adalah potensi penalarannya terhadap moral. Penalaran anak terhadap moral akan mempengaruhi pembentukan karakternya. Menurut Piaget (dalam Hidayat, 2004), masa anak berusia 3 – 6 tahun termasuk dalam tahapan hateronomous. Pada tahapan tersebut penalaran anak terhadap moral masih sangat labil, mudah terbawa arus, dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, guru sangat berperan dalam memberikan pendidikan moral baik dengan contoh prilaku maupun dengan pemberian wawasan melalui kegiatan yang dapat diterima oleh anak. Salah satu kegiatan yang disenangi anak adalah kegiatan bercerita. Rata-rata semua anak di dunia ini senang mendengarkan cerita karena sifat dasar anak adalah selalu ingin tahu hal-hal baru. Melalui kegiatan bercerita, guru dapat memberikan pendidikan moral melalui cerita-cerita keteladanan dan membandingkan sifat yang baik dengan yang buruk atau yang benar dan salah menurut norma-norma moral. Menurut Abd. Azis AM (dalam Hidayat,2003) Penyampaian cerita menempati posisi pertama untuk merubah etika anak-anak, karena sebuah cerita mampu menarik anak-anak untuk menyukai dan memperhatikannya. Anak-anak akan merekam semua doktrin, imajinasi, dan peristiwa yang ada di dalam alur cerita. Kualitas penalaran anak terhadap pendidikan moral yang disampaikan oleh gurunya melalui cerita, tergantung dari bagaimana guru menggunakan cerita agar penalaran dan pemahaman anak tentang moral dapat berkembng, yang merupakan cikal bakal pembentukan karakter. Pengembangan karakter pada anak usia dini yang didasari dengan pengembangan nilai dan sikap anak dapat menggunakan kegiatan bercerita yang memungkinkan terbentuknya kebiasaankebiasaan yang didasari oleh nilai-nilai agama, dan moralitas agar anak dapat menjalani hidup sesuai dengan norma yang dianut masyarakat. Metode Bercerita merupakan metode yang banyak digunakan oleh guru anak usia dini, yang disampaikan dapat berupa pesan, informasi atau sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan cara yang menyenangkan. Hasil penelitian yang dilakukan di TK ANANDA –UT tentang pengembangan karakter melalui bercerita memperlihatkan bahwa, pemahaman anak tentang konsep baik-buruk, salah- benar lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan kegiatan lainnya.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Additional Information (ID): | fkip201019.pdf |
Uncontrolled Keywords: | bercerita, karakter |
Subjects: | 100 Philosophy and Psychology > 150-159 Psychology (Psikologi/Ilmu Jiwa) > 150.7 Education of Psychology (Pendidikan Psikologi) |
Divisions: | Prosiding Seminar UT > Temu Ilmiah Nasional Guru II |
Depositing User: | admin upload repo |
Date Deposited: | 30 Aug 2016 08:09 |
Last Modified: | 14 Sep 2018 03:21 |
URI: | http://repository.ut.ac.id/id/eprint/2529 |
Actions (login required)
View Item |