Pratomo, Hurip (2012) Kinerja Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Dalam Peningkatan Kualitas Reproduksi Tikus (Rattus Norvegicus) Jantan. Doctoral thesis, Institut Pertanian Bogor.
|
Text
40645.pdf Download (4MB) | Preview |
Abstract
Pasak bumi sudah lama dikenal masyarakat sebagai obat tradisionil untuk afrodisiaka. Seduhan serbuk akar pasak bumi dengan air jika diminum beberapa kali dipercaya dapat meningkatkan libido, ketahanan ereksi pria, dan memulihkan kesegaran tubuh. Serbuk akar pasak bumi seberat 1 g dengan air seduhan 100 ml diminum pria dewasa sekali setiap hari selama tiga hari dipercaya oleh masyarakat tradisionil dapat meningkatkan libido dan nafsu makan. Diketahui dari penelitian bahwa pasak bumi membangkitkan libido tikus jantan tua berumur 24 bulan yang lemah daya seksual dengan pemberian minum fraksi air pasak bumi dua kali sehari selama 10 hari dengan dosis 100 mg/200 g bobot badan (bb).Walaupun demikian informasi/data dari kerja pasak bumi yang berkaitan dengan fungsinya sebagai afrodisiaka masih sangat sedikit. Dengan demikian,perlu dilakukan penelitian untuk mengungkap kinerja pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) pada beberapa aspek terkait fungsinya dalam fisiologi reproduksi jantan yang dapat menjadi model dalam memahami alur kerja pasak bumi pada manusia. Tujuan penelitian adalah menentukan kerja pasak bumi pada:1. Tingkah laku libido tikus putih jantan pada kandang pengamatan yang meliputi: 1). indikator tingkah laku libido, dan 2) dosis terbaik diantara dosis yang telah ada;2.Aktivitas sel hipofisis yang meliputi: 1). sebaran sel-sel asidofil dan basofil pada hipofisis, 2). perubahan aktivitas sel-sel penghasil hormon follicle stimulating hormone (FSH), dan 3) perubahan aktivitas sel-sel penghasil luteinizing hormone(LH); 3.Konsentrasi hormon testosteron dalam darah; 4. Perkembangan tahapan spermatogenesis di dalam tubuli seminiferi; 5.Perubahan diameter kauda epididimis dan kualitas semen di dalam kauda epididimis yang meliputi: 1).perubahan diameter kauda epididimis, 2) kualitas semen secara makroskopis (evaluasi makroskopis),dan 3). kualitas semen secara mikroskopis (evaluasi mikroskopis). Metode penelitian untuk menentukan kerja pasak bumi dilakukan dalam lima tahap sebagai berikut:1. Penentuan tingkah laku libidodan dosis terbaik melalui pengamatan individual tikus jantan yang digoda tikus betina estrus di dalam kandang bersekat jaring kawat selama 10 menit. Hewan coba menggunakan tikus putih jantan dewasa Rattus norvegicus strain Sprague Dawley berumur 3½ bulan dan tikus betina untuk penggoda berumur 3 ½ bulan. Metode untuk menentukan dosis terpilih dilakukan dengan membandingkan frekuensi tertinggi yang mencerminkan tingkah laku libido diantara empat kelompok perlakuan dosis. Kelompok1 dosis seduhan serbuk pasak bumi 18 mg/200g bb tikus,kelompok 2 dosis seduhan 100 mg/200 g bb dalam 1 ml aquades, kelompok3 dosis seduhan 200 mg/200 g bb dalam 1 ml aquades,sebagai kontrol kelompok 4 dengan pemberian 1 ml aquades. Perlakuan pemberian per oral pasak bumi pada hari ke-1, 2, dan 3.Dosis optimal terbaik digunakan untuk penelitian tahap lanjutan. 2. Metode untuk menentukan kerja pasak bumi pada aktivitas sel hipofisis dilakukan dengan pendekatan histologi dan imunohistokimia menggunakan teknik pewarnaan hematoksilin eosin (HE), pewarnaan imunohistokimia anti-antibodi hormon FSH, pewarnaan imunohistokimia antiantibodi hormon LH; 3. Penentuan taraf konsentrasi testosteron di dalam darah menggunakan metode radioimmunoassay (RIA); 4. Pengukuran kerja pasak bumi pada perkembangan tahap spermatogenesis di dalam tubuli seminiferi dilakukan dengan pendekatan teknik pewarnaan HE pada beberapa tingkat perkembangan sel-sel spermatozoa; 5. Pengukuran diameter saluran-saluran dalam kauda epididimis dilakukan dengan pendekatan histologi menggunakan pewarnaan HE,evaluasi kualitas semen kauda epididimis dilakukan secara makroskopis (evaluasi makroskopis) dan mikroskopis (evaluasi mikroskopis). Temuan hasil penelitian sebagai berikut:1. Terdapat 15 tingkah laku libidotikus selama 10 menit dalam kandang pengamatan kelompok kontrol tanpa perlakuan pasak bumi dan dengan betina estrus. Tingkah laku tersebut adalah: mendekati sekat/betina, berdiri bertumpu dengan kaki belakang, berputar,mengendus sekeliling, mengusap muka dengan kaki depan, mengais/ menggigit sekat betina, bertemu muka/hadapan muka,mengendus-endus atas,mengais/mendorong sekam, menggaruk muka dengan kaki belakang, diam di pojok, menjilat kaki depan, menjilat kaki belakang, menjilat pangkal ekor, dan makan sekam.Tiga tingkah laku utama yang mencerminkan libido yaitu: mendekat betina, mengais/ menggigit sekat betina, dan bertemu muka/ hadapan muka. Analisis membandingkan perlakuan dosis kelompok 1, 2, 3, dan 4 menemukan bahwa dosis yang meningkatkan libido secara nyata ditimbulkan oleh pemberian minum akar pasak bumi dosis seduhan 1 sebesar 18 mg/200g bb(=90 mg/kg bb) pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-3; 2. Hasil penentuan kerja pasak bumi pada aktivitas sel hipofisis menemukan yaitu: 1) sel-sel basofil meningkat aktivitasnya secara nyata pada hari ke-3 pemberian pasak bumi dibanding kontrol hari ke-1 dan 3 serta pemberian pasak bumi hari ke-1, 2)pemberian pasak bumi menjadi triger sel hormonal LH yang meningkat aktivitasnya secara nyata pada hari ke-3 dibanding kontrol hari ke-1 dan 3 serta pemberian pasak bumi hari ke-1, 3) aktivitas sel-sel hormonal FSH dengan pemberian pasak bumi sampai hari ke-3 tidak berbeda nyata dengan kontrol hari ke-3;3. Pengukuran kerja pasak bumi pada produksi testosteron serum darah memperoleh temuan bahwa kadar testosteron diproduksi lebih tinggi secara nyata setelah pemberian pasak bumi hari ke-3 (9,73 ng/ml) dibanding hari ke 1 (4,00 ng/ml) dan kontrol hari ke-1(0,5 ng/ml) dan hari ke-3 (2,46 ng/ml); 4.Penentuan kerja pasak bumi pada tahapan spermatogenesis dalam tubuli seminiferi menemukan bahwa proses pembentukan spermatid akhir meningkat secara nyata pada hari ke-3 dibanding tahap sel sperma lainnya pada hari ke-1 dan kontrol hari ke-1 dan 3; 5. Pengukuran diameter kauda epididimis dan kualitas semen memperoleh temuan bahwa: 1) diameter saluran-saluran kauda epididimis tidak berbeda nyata secara statistik pada hari ke-3 pemberian pasak bumi dibanding hari ke-1 dan kontrol, 2) evaluasi makroskopis menunjukkan pH semen tidak berbeda nyata sampai hari ke-3 perlakuan pasak bumi.Warna semen putih susu sampai hari ke-3 perlakuan pasak bumi dibanding hari ke-1 dan kontrol, konsistensi semen kental tidak berbeda nyata sampai hari ke-3 bumi dibanding hari ke-1 dan kontrol. 3) evaluasi mikroskopik memperoleh: persentase motilitas spermatozoa tidak berbeda nyata setelah pemberian pasak bumi hari ke-3 dibanding hari ke-1 dan kontrol, konsentrasi spermatozoa (juta/ml) meningkat secara nyata setelah pemberian pasak bumi hari ke-3 dibanding kontrol hari ke-1 dan 3, persentase hidup spermatozoa meningkat nyata setelah pemberian pasak bumi hari ke-3 dibanding kontrol, persentase abnormalitas spermatozoa menurun jumlahnya secara nyata setelah pemberian pasak bumi hari ke-3 dan hari ke-1 dibanding kontrol.Secara keseluruhan dari semua tahapan penelitian yang telah dilakukan menjelaskan bahwa kerja pasak bumi dengan dosis seduhan 18 mg/200g bb meningkatkan kualitas libido dan organ-organ yang berfungsi dalam reproduksi jantan secara nyata pada hari ke-3 dibanding kontrol hari ke-1 dan 3.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Additional Information (ID): | 40645.pdf |
Uncontrolled Keywords: | pasak bumi, libido, LH cells, FSH cells, testosterone, semen quality, libido, sel-sel LH, sel-sel FSH, testosteron, kualitas semen. |
Subjects: | 500 Natural Science and Mathematics > 570-579 Biology (Biologi, Ilmu Hayat) > 571.864 Fertilization (Fertilitas, Kesuburan Reproduksi) 500 Natural Science and Mathematics > 570-579 Biology (Biologi, Ilmu Hayat) > 573.6 Reproductive System of Animals (Sistem Reproduksi Hewan, Sistem Reproduksi Binatang) |
Divisions: | Thesis,Disertasi & Penelitian > Disertasi |
Depositing User: | CR Cherrie Rachman |
Date Deposited: | 10 Oct 2016 07:43 |
Last Modified: | 10 Oct 2016 07:43 |
URI: | http://repository.ut.ac.id/id/eprint/2749 |
Actions (login required)
View Item |