Juhana, (2014) Realisasi Tindak Tutur Permintaan Maaf (Apologizing Speech Act Realization) & Penolakan (Refusing Speech Act Realization) Dalam Bahasa Inggris Dengan Latar Belakang Suku Budaya Berbeda. Project Report. Universitas Terbuka, Tangerang Selatan.
|
Text
2014_285.pdf Download (991kB) | Preview |
Abstract
Tuturan permintaan maaf dan penolakan atas sesuatu merupakan tindak tutur yang umum dan lazim terjadi pada setiap orang yang melakukan komunikasi.Hal itu dikarenakan berbuat kesalahan dan menolak atas suatu tawaran ketika berinteraksi dan bersosialisasi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan lazim terjadi.Setiap orang mempunyai cara yang sangat beragam dalam merealisasikan tindak tutur menolak dimana keberagaman tersebut sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya dominan para responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realisasi apa yang digunakan oleh mahasiswa pendidikan bahasa Inggris FKIP-UT yang berlatar belakang budaya berbeda dalam tindak tutur permintaan maaf dan penolakan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan dan persamaan tindak tutur permintaan maaf dan penolakan yang digunakan oleh mahasiswa studi pendidikan bahasa Inggris dengan latar belakang budaya yang berbeda itu. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik kuesioner berupa Tes Melengkapi Wacana (DCT, Discourse Completion Test) dalam bahasa Inggris yang diberikan kepada responden. Tes ini memaparkan beberapa situasi berbeda dalam bentuk wacana dimana responden diminta untuk melengkapi bagian tes tersebut dengan merespon situasi yang diberikan.Pada penelitian ini Discourse Completion (DCT) yang digunakan dimodifikasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia negara dimana responden berasal. Responden penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan bahasa Inggris FKIP-UT yang berasal dari UPBJJ-UT Bandung, Serang, Yogyakarta, Semarang dan Padang. Kelima UPBJJ-UT itu dipilih dengan asumsi kelima UPBJJ-UT tersebut mewakili tiga kelompok suku budaya yang berbeda.Bandung dan Serang mewakili suku Sunda, Yogyakarta dan Semarang mewakili suku Jawa, dan Padang mewakili suku Minang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum terdapat kecenderungan yang sama dalam frekuensi maupun variasi realisasi yang digunakan baik pada tindak tutur permintaan maaf maupun tindak tutur penolakan yang digunakan oleh responden yang berasal dari ketiga budaya berbeda tersebut.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Additional Information (ID): | 2014_285 |
Uncontrolled Keywords: | tindak tutur, permintaan maaf, penolakan, budaya |
Subjects: | 400 Language > 420-429 English and Old English, Anglo-Saxon (Bahasa Inggris, Anglo-Saxon) > 425 Grammar of Standard English (Tata Bahasa Inggris) |
Divisions: | Thesis,Disertasi & Penelitian > Penelitian |
Depositing User: | Praba UT |
Date Deposited: | 08 Nov 2016 07:13 |
Last Modified: | 16 Aug 2019 04:10 |
URI: | http://repository.ut.ac.id/id/eprint/5889 |
Actions (login required)
View Item |