Pratomo, Hurip and Yudi, (2014) Optimalisasi Kualitas Reproduksi Kambing Peranakan Etawa Jantan Menggunakan Pasak Bumi Sembilan Hari. Project Report. Universitas Terbuka, Jakarta.
|
Text
2014_166.pdf Download (732kB) | Preview |
Abstract
Peningkatan populasi kambing PE antara lain memerlukan pejantan PE yang berkualitas reproduksi unggul. Sementara itu, pemberian seduhan pasak bumi dosis 90 mg/kg bb dalam 20 ml aquades selama 6 hari pada kambing PE jantan (Pratomo & Yudi, 2013) memperoleh temuan meningkatkan parameter: 1) volume ejakulat, 2) motilitas, 3) persentase hidup spermatozoa, dan 4) menurunkan persentase spermatozoa abnormal. Peningkatan kadar testosteron juga terjadi setelah pemberian pasak bumi selama 6 hari, tetapi masih belum optimal. Pemberian pasak bumi selama 6 hari belum meningkatkan parameter standar kualitas reproduksi yang lain, yaitu: 1). warna semen, 2). Konsistensi semen, 3). pH semen, 4) konsentrasi spermatozoa, dan belum meningkatkan kadar hormon testosteron menjadi tinggi. Sehingga perlu dilakukan penambahan durasi pemberian pasak bumi selama 9 hari dengan harapan dapat meningkatkan semua parameter kualitas reproduksi tersebut. Penelitian bertujuan secara umum untuk mengukur kerja pasak bumi setelah diberikan sembilan hari pada: kualitas reproduksi kambing jantan PE. Penelitian dilakukan melalui dua kelompok perlakuan, yaitu : 1). kontrol (pemberian aquades) selama 9 hari, dengan pengukuran parameter yang diteliti pada hari ke-1, ke-3, ke-6, dan ke-9. 2). Perlakuan pasak bumi dosis seduhan 90 mg/kg bobot badan (bb) selama 9 hari, dengan pengukuran parameter yang diteliti pada hari ke-1, ke-3, ke-6, dan ke-9. Pengukuran kualitas semen ejakulat secara makroskopis, yaitu parameter: a. warna, b. konsistensi, dan c. pH semen. Pengukuran secara mikroskopis, yaitu parameter: a. motilitas spermatozoa, b. konsentrasi, c. persentase hidup, dan d. persentase jumlah spermatozoa bentuk abnormal. Sedangkan pengukuran hormon testosteron dilakukan pada dua kelompok tersebut menggunakan metode Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Data-data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Duncan dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Kesimpulan yang diperoleh adalah ekstrak air atau seduhan pasak bumi sampai hari ke-9 telah meningkatkan parameter: 1) pH semen, 2) konsentrasi spermatozoa, dan 3) kadar testosteron lebih baik daripada pemberian pasak bumi sampai hari ke-6. Parameter yang sudah optimal dan tidak mengalami peningkatan yaitu: 1) warna semen dan 2) konsistensi semen. Sedangkan jika dibandingkan dengan kontrol, perlakuan pasak bumi sampai hari ke-9 telah meningkatkan parameter: pH semen, konsentrasi spermatozoa, volume, motilitas spermatozoa, persentase spermatozoa hidup, dan kadar testosteron. Disamping itu, menurunkan jumlah persentase sperma abnormal.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Additional Information (ID): | 2014_166 |
Uncontrolled Keywords: | optimalisasi, kualitas reproduksi, kambing, peranakan etawa jantan, pasak bumi, sembilan hari |
Subjects: | 500 Natural Science and Mathematics > 570-579 Biology (Biologi, Ilmu Hayat) > 573.6 Reproductive System of Animals (Sistem Reproduksi Hewan, Sistem Reproduksi Binatang) 600 Technology and Applied Sciences > 630-639 Agriculture and Related Technologies (Pertanian dan Teknologi yang Berkaitan) > 636.3 Sheeps (Peternakan Domba, Biri-biri dan Kambing) |
Divisions: | Thesis,Disertasi & Penelitian > Penelitian |
Depositing User: | Praba UT |
Date Deposited: | 10 Nov 2016 04:18 |
Last Modified: | 24 Jul 2019 02:52 |
URI: | http://repository.ut.ac.id/id/eprint/6163 |
Actions (login required)
View Item |