Yahya, (2017) Analisis Budaya Organisasi dalam Peningkatan Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Yahukimo. Masters thesis, Universitas Terbuka.
Text
43207.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (7MB) |
Abstract
Budaya organisasi merupakan sebuah instrumen yang dimiliki oleh organisasi dan dapat digunakan sebagai instrumen keunggulan yang kompetitif dan utama, ketika budaya organisasi dapat mendukung strategi dari organisasi dan mampu menjawab serta mengatasi tantangan lingkungan secara tepat dan cepat. Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Yahukimo masih terdapat beberapa pennasalaban seputar implementasi budaya organisasi oleh pegawai. Kreitner dan Kinicki dalam Gultom (2014) menjelaskan bahwa budaya organisasi memiliki tiga jenis, yakni budaya konstruktif, budaya pasif defensif, dan budaya agresif defensif. Mengacu teori tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai budaya konstruktif, pasif defensif, dan agresif defensif dalam upaya peningkatan kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Yahukimo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif dengan studi kasus untuk menggali fenomena mengenai budaya organisasi dan upaya meningkatkan kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Yahukimo. Melalui wawancara, pemilihan narasumber dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci (key informan), yang terdiri dari: Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Yahukimo, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Staf Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Yahukimo. Hasil penelitian menerangkan bahwa pada budaya konstruktif, aspek aktualisasi diri pegawai menjadi aspek budaya yang berkembang dengan baik di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Yahukimo. Namun aspek lain penghargaan cenderung minim, dan aspek persatuan cenderung bersifat kekeluargaan tanpa memberikan dampak pada kinerja pegawai secara keseluruhan. Kemudian pada budaya pasif defensif, aspek yang berkembang ialah aspek persetujuan, dimana sifat kekeluargaan yang berkembang menimbulkan adanya budaya untuk menghindari konflik dan pegawai sangat bergantung pada instruksi atasan dalam menjalankan aktivitas kerja. Pada budaya agresif defensif, tidak terdapat aspek yang berkembang secara optimal, dimana budaya yang berkembang tidak menunjukkan persaingan yang kompetitif antar pegawai, sehingga kinerja yang dihasilkan oleh pegawai cenderung stagnan. Mengacu hasil penelitian tersebut, rekomendasi yang dapat diberikan ialah Perlu ditekankan budaya yang kuat dalam organisasi dengan memberikan paksaan atau dorongan kepada para anggotanya untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi dan melakukan perubahan kebiasaan-kebiasaan yang membuat kerja malas. Budaya "asal-asalan", "akal-akalan", "ikut-ikutan" perlu dirubah menjadi budaya: kualitas, inovasi, konsistensi, percaya diri, dan efisien.
Actions (login required)
View Item |