Panjaitan, Amyda Suryati (2013) Pemeliharaan Larva Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei, Boone 1931) Dengan Pemberian Jenis Fitoplankton Yang Berbeda. Masters thesis, Universitas Terbuka.
|
Text
40789.pdf Download (5MB) | Preview |
Abstract
Udang vaname (Litopenaeus vanname i) di Indonesia merupakan salah satu jenis udang introduksi yang telah mengalami perkembangan yang pesat karena beberapa keunggulan yang dimiliki antara lain dapat tumbuh dengan cepat, nilai konsumsi pakan atau Food Consumption Rate (FeR) yang rendah dan mampu beradaptasi terhadap kisaran salinitas yang tinggi serta dapat dipelihara pada padat tebar yang tinggi. Perkembangan panti benih (hatchery) cenderung semakin meningkat dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan benih udang vaname untuk usaha budidaya. Namun demikian, budidaya udang vaname tersebut dihadapkan pada masalah yaitu rendahnya kualitas benur karena pemberian pakan yang tidak sesuai, baik jenis, ukuran maupun kandungan nutrisinya. Ketidaksesuaian ukuran pakan yang diberikan akan mengakibatkan kegagalan dalam pemangsaan awal oleh larva sehingga kebutuhan nutrisi larva tidak terpenuhi yang pada akhimya kualitas larva menjadi kurang baik. Oleh karena itu, faktor pakan sangat perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemeliharaan larva, karena apabila pakan tercukupi dalam kualitas dan kuantitas akan menghasilkan ukuran larva yang seragam, pertumbuhan dan sintasan yang tinggi. Pemilihan fitoplankton sebagai pakan awal yang paling cocok untuk larva adalah selain memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva, juga mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi. Oleh karena itu fitoplankton sangat memegang peranan penting sebagai dasar pemenuhan nutrisi pada awal kehidupan larva udang vaname. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jenis fitoplankton sebagai pakan alami larva yang paling memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan (growth rate) dan sintasan (survival rate) larva udang vaname. Obyek penelitian ini adalah larva udang vaname (Litopenaeus vannamei) stadia Naup!ius4_5 dengan kepadatan larva sebanyak 150 ekorlliter yang ditebar ke dalam bak pemeliharaan larva dengan volume 40 liter air. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan yakni penelitian tahap I terdiri dari 3 macam perlakuan yaitu Chaetoceros calcitrans (Kelompok A), jenis Thalassiosira weissflogii (Kelompok B), campuran antara Jerus Chaetoceros calcitrans dan Thalassiosira weissflogii (Kelompok C) dan 1 kontrol atau tanpa diberi fitoplankton (Kelompok D). Penelitian Tahap II dilakukan dengan 3 macam perlakuan yaitu Chaetoceros calcitrans (Kelompok A), jenis Thalassiosira weissflogii (Kelompok B), campuran antara jenis Chaetoceros calcitrans dan Thalassiosira weissflogii (Kelompok C) serta setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Metode yang digunakan dalam uji coba ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap/RAL (Complete Randomizes DesignlCRD). Metode analisis data yang dilakukan yaitu Analisis of Varian (AN OVA) dan software yang digunakan untuk menghitung data adalah program SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian antara fitoplankton Chaetoceros calcitrans (Kelompok A) dan jenis Thalassiosira weissflogii (Kelompok B) adalah signifikan (P<O.OS) yang berarti antara Kelompok A dan Kelompok B berbeda nyata dalam sintasan larva. Pemberian fitoplankton Thalassiosira weissflogii (Kelompok B) dan campuran (Kelompok C) tidak signiftkan (P>O.OS) yang berarti antara Kelompok B dan Kelompok C tidak berbeda nyata dalam sintasan larva. Antara Kelompok A dan Kelompok C adalah signifikan (P<O.OS) yang berarti antara Kelompok A dan Kelompok C berbeda nyata dalam sintasan larva. HasH pengukuran panjang larva pada akhir pemeliharaan yang diberi fitoplankton campuran antara Thalassiosira weissflogii dan Chaetoceros calcitrans memberikan ukuran larva yang paling panjang. Pertumbuhan larva berbeda signifikan atau berbeda nyata (P<O,OS) yang berarti jenis fitoplankton yang diujikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan panjang larva. Berdasarkan ranking yang dihitung pada uji Kruskal Wallis diperoleh bahwa perlakuan C lebih besar dari perlakuan A dan B, dimana ranking perlakuan C=13, 00, perlakuan B = 7,70 dan Perlakuan A = 3,30. Hasil pengukuran terhadap parameter kualitas air selama penelitian bemda pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan larva udang vaname yaitu suhu (29.fc-33.8°C), salinitas 30 ppt, DO (0.84 - 2.96 mg/l) dan pH (8.1-8.6). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian fitoplankton lebih dari satu jenis yaitu Thalassiosira weissflogii dan Chaetoceros calcitrans pada kondisi lingkungan yang layak dapat meningkatkan pertumbuhan dan sintasan larva udang vaname yang lebih tinggi atau lebih baik. Sehingga penggunaan beberapa jenis fitoplankton dapat disarankan untuk menghasilkan benih udang vaname dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik bagi pemeliharaan lanjutan atau usaha pembesaran udang vaname.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information (ID): | 40789.pdf |
Uncontrolled Keywords: | vaname shrimp, larvae, phytoplankton, growth rate, survival rate, udang vaname, larva, fitoplankton, pertumbuhan, sintasan |
Subjects: | 600 Technology and Applied Sciences > 630-639 Agriculture and Related Technologies (Pertanian dan Teknologi yang Berkaitan) > 639.5 Culture of Crustacean (Peternakan Kepiting, Udang, Lobster) |
Divisions: | Tugas Akhir Program Magister (TAPM) > Magister Manajemen Perikanan |
Depositing User: | admin upload repo |
Date Deposited: | 04 Aug 2016 04:36 |
Last Modified: | 04 Aug 2016 04:36 |
URI: | http://repository.ut.ac.id/id/eprint/878 |
Actions (login required)
View Item |