Aktivitas Antimikroba Saponin Akar Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. Golden Hahnii) Terhadap Escheria coli dan Staphylococcus aureus

Dewatisari, Whika Febria and Desmawati, and Subandi, (2015) Aktivitas Antimikroba Saponin Akar Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. Golden Hahnii) Terhadap Escheria coli dan Staphylococcus aureus. Project Report. Universitas Terbuka, Pondok cabe, Tangerang selatan. (Submitted)

[img]
Preview
Text
Laporan Penelitian 2015.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (623kB) | Preview

Abstract

Sansevieria trifasciata digunakan sebagai tanaman hias. Juga digunakan sebagai obat tradisional untuk influenza, batuk dan radang saluran pernafasan. Akar dan daun S. trifasciata banyak mengandung metabolit sekunder seperti saponin yang berkhasiat sebagai obat batuk, mengobati keseleo, luka terkena, gigitan ular berbisa, bisul, batuk, radang saluran pernafasan dan penumbuh rambut. (Stover, 1983). Mikroba yang digunakan untuk melihat aktivitas antibakteri saponin S. trifasciata adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Alasan utama penggunaan mikroba tersebut karena E. coli merupakan bakteri penyebab diare dan S. aureus merupakan salah satu bakteri penyebab batuk pada manusia. Tanaman yang digunakan S. trifasciata var. Golden Hahnii. Berdasarkan penelitian Dewatisari (2008), menyatakan bahwa varietas yang memiliki kandungan saponin tertinggi pada S. trifasciata adalah Golden Hahnii diantara varietas lainnya dan bagian yang memiliki kandungan saponin tertinggi adalah pada akarnya. senyawa saponin dari akar S. trifasciata var. Golden Hahnii sebagai antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, dan E. coli. Metode pengumpulan data adalah preparasi sampel, uji pendahuluan, ekstraksi saponin, uji aktivitas antibakteri, dan pemisahan senyawa isolat dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis). Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi senyawa aktif pada akar S. trifasciata dengan cara maserasi dengan metanol 90%. Pemisahan senyawa aktif dilakukan dengan KLT. Eluen yang digunakan adalah kloroform; metanol; air dengan berbagai konsentrasi (13:4:1), (65; 50:10), (20:60:4), (20:60:10). Uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram terhadap S. aureus dan E. coli. Identifikasi senyawa uji saponin triterpenoid menggunakan uji busa dan uji warna Liebermann-Burchard (LB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akar memiliki potensi sebagai antibakteri. Ekstrak tersebut mampu menghambat pertumbuhan E. coli dan S. aureus. Pada konsentrasi optimum 200 ppm dihasilkan zona hambat sebesar 26,5 mm sampai 20,2 mm untuk S. aureus dan E. coli. Eluen terbaik untuk memisahkan saponin triterpenoid pada ekstrak akar S. tifasciata adalah kloroform; metanol; air pada konsentrasi (20:60:4) dengan 3 noda yang terlihat terpisah yaitu : 0,135; 0,85; 0,815 .Mekanisme ekstrak akar sebagai antibakteri S. trifasciata bersifat sinergis. Dilihat dari zona hambatnya, untuk isolat E. coli I = 5,52 mm dan isolat II = 2,50 mm, untuk isolat S. aureus I = 1,54 mm dan isolat II = 0,68 mm.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Sansevieria trifasciata, Saponin, Antibakteri
Subjects: 500 Natural Science and Mathematics > 580-589 Plants (Ilmu Tumbuhan, Ilmu Tanaman) > 580.7 Research of Plants (Riset tentang Ilmu Tumbuhan, Riset tentang Ilmu Tanaman)
Divisions: Thesis,Disertasi & Penelitian > Penelitian
Depositing User: CR Cherrie Rachman
Date Deposited: 15 Nov 2021 06:44
Last Modified: 15 Nov 2021 06:44
URI: http://repository.ut.ac.id/id/eprint/9551

Actions (login required)

View Item View Item