Rumanta, Maman and Iryani, Krisna and Ratnaningsih, Anna (2014) Analisis Kandungan Boraks pada Jajanan Pasar di Wilayah Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan. Project Report. Universitas Terbuka, Jakarta.
|
Text
2014_2.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Hingga saat ini masyarakat di Indonesia masih merasa tidak aman dalam mengkonsumsi jananan pasar, seperti Bakso, Siomay, dan Mie. Hal ini beralasan karena banyaknya hasil penelitian yang dilakukan oleh para akademisi maupun Badan POM yang mendeteksi adanya penggunaan bahan berbahaya dalam makanan, seperti boraks. Berdasarkan kekhawatiran itulah, peneliti ingin melakukan penelitian tentang boraks dalam jajanan pasar dengan tujuan Untuk menganalisis kandungan boraks pada makanan secara kualitatif dan kuantitatif (terbatas) dan pengaruh pengolahan bahan makanan terhadap kandungan borak di dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan di kecamatan pamulang. Makanan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah jenis jajanan pasar yang dijumpai di pasar tradisional/moderen, Sekolah Dasar, dan Supermarket yang ada di wilayah Pamulang. Pengambilan sampel dilakukann secara non random mengunakan teknik purfosive sampling. Sampel yang terkumpul pertama dianalisis secara kualitati dengan menggunakan test kit borak. Selanjutnya, setiap jenis makanan yang telah terdeteksi secara kualitatif diambil satu sampel yang dianggap mewakili setiap kategori data (ada 4 kategori data). Oleh karena itu, ada 4 sampel yang dianalisis kandungan boraksnya secara kuantitatif di Lab. Balai Besar Pusat Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor. Perlakuan terhadap makanan yang terdeteksi paling banyak mengandung boraks, dilakukan dengan cara direbus dalam beberapa rentang waktu (5 menit, 15 menit, dan 30 menit) dan digoreng hingga matang (tidak gosong). Data hasil penelitian diuji secara statistic deskriptif menggunakan perangkat lunak SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54% sampel yang diperoleh dari Sekolah Dasar positif mengandung boraks; sebanyak 70% sampel makanan dari pasar tradisional positif mengandung boraks; sedangkan seluruh sampel yang berasal dari supermarket tidak terdeteksi mengandung boraks. Kandungan boraks pada makanan tersebut berkisar antara 560 mg/kg hingga 17.640 mg/kg. Kandungan tertinggi terdapat pada mie kuning yang diperoleh dari pasar moderen(17.640mg/kg) jauh di atas maksimum level yang ditetapkan EFSA (2013). Perebusan cukup efektif menurunkan kadar boraks dalam makanan, terbukti dengan perebusan selama 15 menit atau lebih kadar boraks dalam makanan sudah tidak terdeteksi dengan uji kualitatif. Sedangkan perlakuan dengan cara digoreng tidak menurunkan kadar boraks dalam makanan. Dapat disimpulkan bahwa masih banyak makanan (54%-70%) yang terdeteksi mengandung boraks dalam konsentrasi yang cukup tinggi bahkan sebagian memiliki konsentrasi di atas maksimum level yang ditetapkan EFSA dan proses perebusan efektif menurunkan kadar boraks dalam makanan, sedangkan proses penggorengan tidak mampu menurunkan kadar boraks dalam makanan.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Additional Information (ID): | 2014)_2.pdf |
Uncontrolled Keywords: | boraks, jajanan pasar, Kecamatan Pamulang |
Subjects: | 500 Natural Science and Mathematics > 540-549 Chemistry (Kimia) > 549.7 Other Minerals (Mineral-mineral Lain) 600 Technology and Applied Sciences > 660-669 Chemical Engineering and Related Technologies (Teknologi Kimia dan Ilmu yang Berkaitan) 600 Technology and Applied Sciences > 660-669 Chemical Engineering and Related Technologies (Teknologi Kimia dan Ilmu yang Berkaitan) > 664 Food Technology/Teknologi Pembuatan Makanan Komersial |
Divisions: | Thesis,Disertasi & Penelitian > Penelitian |
Depositing User: | Praba UT |
Date Deposited: | 04 Nov 2016 02:49 |
Last Modified: | 11 Jun 2020 04:41 |
URI: | http://repository.ut.ac.id/id/eprint/5430 |
Actions (login required)
View Item |