El Qaderie, Hisham and Suparto, S. Adi (2014) Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatife Tipe Learning Together Untuk Mencegah Mathophobia Siswa. Project Report. Universitas Terbuka, Surabaya.
|
Text
2014_240.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Mathopobia sebenarnya merupakan kecemasan sebagai sesuatu yang tidak normal dan perasaan berlebih atas ketakutan dan kehawatiran yang bisa dilihat dari tanda fisiologi (seperti telapak tangan berkeringat, meningkatnya denyut jantung), keragu-raguan yang berhubungn dengan kenyataan dan ancaman alam, dan keragu-raguan diri terhadap kapasitas seseorang untuk mengatasinya. Kekhawatiran bahkan mengharap dihapuskan pelaksanakan ujian nasional, setidaknya member sinyal bahwa banyak pelaksana pendidikan belum siap menghadapi tantangan, belum yakin dengan hasil kerja sendiri. Keadaan ini sekaligus mengungkap bahwa proses pembelajaran belum maksimal dilaksanakan di sekolah. Terbukti hasil prestasi belajar siswa masih memprihatinkan. Tentu ada hubungannya dengan proses belajar itu sendiri Model kooperatid dengan segala kelebihannya menyisakan pula setidaknya tiga kendala yang harus diatasi, yaitu Free Rider, yaitu adanya tingkah laku siswa yang bergerak seenaknya tampa memperhatikan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan. Tugas kelompok hanya dikerjakan oleh orang tertentu saja. Diffusion of Responsibility, yaitu suatu kondisi di mana siswa yang dianggap tidak mampu oleh temannya cenderung dibiarkan atau diabaikan oleh siswa yang merasa lebih mampu mengerjakan tugas-tugas kelompok. Learning a Part of Task Specialization, yaitu kelompok-kelompok belajar hanya mengerjakan tugas yang dibebankan pada kelompok saja yang dikerjakan, dan tidak memperhatikan atau mempelajari tugas kelompok lain, padahal tugas-tugas kelompok lain itu merupakan bagian yang seharusnya diketahui juga oleh setiap kelompok. Kebermaknaan belajar itu akan terasa lebih dijiwai oleh siswa jika mereka mengalami sendiri apa yang seharusnya dipelajari. Mereka merasakan suasana nikmat dan sedihnya perdebatan dalam diskusi, tumbuh rasa ingin tahu secara wajar, sehingga mereka memikirkan dan mengatasi masalah yang dihadapi. Berbeda dengan tahu yang mereka peroleh dari informasi guru. Belajar dalam suasana bekerja sama akan membuat siswa mampu mengatasi problem hidup selanjunya, mengurangi beban belajar dan muncul rasa persahabatan. Belajar itu menjadi berhasil jika memiliki berbagai dasar ilmiah seperti teori belajar dari Piageat, Vygotsky, Bloom, Erick Erickson, semuanya menjadi dasar belajar konstruktifisme. Pada pembelajaran kooperatif tipe Learning Together setiap kelompok diharapkan bisa membangun dan menilai sendiri kinerja kelompok mereka. Masing-masing kelompok harus bisa memperlihatkan bahwa kelompok mereka adalah kelompok yang kompak baik dalam hal diskusi maupun dalam hal mengerjakan soal, setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas hasil yang mereka peroleh. Jika hasil tersebut belum maksimal atau lebih rendah dari kelompok lain maka mereka harus meningkatkan kinerja kelompoknya. Model ini diharapkan mampu mencegah mathophobia siswa, karena disesuaikan dengan seluruh potensi belajar siswa yaitu aspek kognitif, afektih dan psikomotorik siswa.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Additional Information (ID): | 2014_240 |
Uncontrolled Keywords: | Mathopobia, Diffusion of Responsibility, Learning Together |
Subjects: | 300 Social Science > 370-379 Education (Pendidikan) > 371.3 Methods of Instruction and Study (Metode Belajar Mengajar, Kegiatan Belajar Mengajar) |
Divisions: | Thesis,Disertasi & Penelitian > Penelitian |
Depositing User: | Praba UT |
Date Deposited: | 07 Nov 2016 06:56 |
Last Modified: | 07 Nov 2016 06:56 |
URI: | http://repository.ut.ac.id/id/eprint/5694 |
Actions (login required)
View Item |