Sosio Kultur Pemulung dan Peranannya dalam Mengkategorisasikan Barang Bekas sebagai Bahan Pendukung Media Pembelajaran di Sekolah

Suhartono, and S, Evan Sukardi (2012) Sosio Kultur Pemulung dan Peranannya dalam Mengkategorisasikan Barang Bekas sebagai Bahan Pendukung Media Pembelajaran di Sekolah. Project Report. Universitas Terbuka, Jakarta.

[img]
Preview
Text
2012_213.pdf

Download (758kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini mengangkat fenomena peran pemulung. Pekerjaan memulung dianggap masyarakat sebagai pekerjaan yang tidak mempunyai peluang masa depan, namun kenyataannya jumlah pemulung semakin bertambah banyak setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sosio kultur, faktor yang membentuk etos kerja, dan alur kerja pemulung dalam mengkategorisasikan barang bekas sebagai sumber informasi dan bahan pendukung untuk pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survai dengan pendekatan kualitatif yang didukung data-data kuantitatif. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dengan kuesioner dan wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen dan dokumentasi wilayah Pamulang 2. Waktu penelitian Agustus-November 2012 dan dilanjutkan pada bulan Januari-Maret 2013. Responden dalam penelitian berjumlah 48 pemulung dari 126 jumlah pemulung yag ada di 12 titik lokasi lapak/Bandar yang menyebar di wilayah Pamulang 2 dengan menggunakan teknik satu tahap (Cluster Random Sampling). Informan terdiri dari dua orang pemulung, tiga pemilik lapak, satu orang aparat kelurahan, 4 orang warga pemukiman di wilayah Pamulang 2 dan satu tokoh masyarakat. Teknik analisis menggunakan tabel frekuensi, tabulasi silang, meringkas data kontak langsung dengan informan, kejadian dan situasi di lokasi penelitian, pembuatan catatan obyektif, catatan reflektif, catatan marginal, analisis antarlokasi, dan ringkasan sementara antar lokasi. Pemulung di wilayah Pamulang 2 didominasi oleh usia dewasa (61,9%) anak-anak (9,5%) dan remaja (28,6%). Sementara jadwal kerja pemulung tidak menentu, namun secara periodik berlangsung rutin. Kegiatan mulung dalam satu lapak dilakukan secara bergantian. Alasan menjadi pemulung banyak dikarenakan pekerjaan ini tidak memerlukan syarat apapun dan karena para pemulung tidak mendapatkan pekerjaan lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh pemulung menilai baik pekerjaannya karena secara ekonomi menjadi pemulung dapat dijadikan sumber penghasilan utama. Keterampilan dan kecekatan dalam memulung menjadi modal besar mendapatkan produk mulung yang lebih banyak. Namun faktor pengetahuan lokal dan dimensi kearifan dalam memulung juga menjadi keberhasilan memperoleh penghasilan yang lebih baik. Misalkan dalam melakukan proses pengumpulan dan pemilahan barang bekas yang dilakukan secara manual, yaitu memilah satu per satu bahan dengan tangan dan mengelompokkan, kemudian dikemas dalam karung yang besar. Proses tersebut memberikan kontribusi terhadap cara pengkategorisasian barang bekas menjadi bagian-bagian yang mudah dipahami dan dimanfaatkan oleh steakholder. Diharapkan proses penanaman konsep pada barang bekas memiliki dimensi pengetahuan yang dapat dijadikan model pembelajaran yang unik bagi masyarakat. Pengkategorisasian barang bekas selain dapat memberikan nilai ekonomis bagi para pemulung juga menjadi media edukasi dan media pengetahuan proses daur ulang.

Item Type: Monograph (Project Report)
Additional Information (ID): 2012_213
Uncontrolled Keywords: sosio-kultur, pemulung, dimensi peran, kategorisasi barang bekas
Subjects: 300 Social Science > 370-379 Education (Pendidikan) > 371.3 Methods of Instruction and Study (Metode Belajar Mengajar, Kegiatan Belajar Mengajar)
Divisions: Thesis,Disertasi & Penelitian > Penelitian
Depositing User: Praba UT
Date Deposited: 10 Nov 2016 02:20
Last Modified: 26 Aug 2019 03:00
URI: http://repository.ut.ac.id/id/eprint/6119

Actions (login required)

View Item View Item