Analisa Kebutuhan dan Pengembangan Tenaga Kesehatan Puskesmas pada DInas Kesehatan Kabupaten Sumbawa (Studi Kasus pada Puskesmas Unit II Sumbawa dan Puskesmas Moyo Hilir)

Widyana, Nina (2014) Analisa Kebutuhan dan Pengembangan Tenaga Kesehatan Puskesmas pada DInas Kesehatan Kabupaten Sumbawa (Studi Kasus pada Puskesmas Unit II Sumbawa dan Puskesmas Moyo Hilir). Masters thesis, Universitas Terbuka.

Preview

Text 41886.pdf Download (8MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena kekurangan tenaga kesehatan terutama tenaga dokter, dokter gigi, dan apoteker yang mengakibatkan mutu pelayanan kesehatan menjadi kurang optimal terutama pada puskesmas terpencil khususnya di Kabupaten Sumbawa. Kekurangan pelayanan kesehatan yang lain dari segi sumber daya manusia adalah kualitas sumber daya manusia yang kurang mernadai dan belum meratanya distribusi tenaga kesehatan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kebutuhan dan pengembangan tenaga kesehatan puskesmas di Kab. Sumbawa yakni Puskesmas Unit II Sumbawa dan Puskesmas Moyo Hilir. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang didukung data kuantitatif dengan menggunakan metode Workload Indicator of Staff Need (WISN) untuk menentukan kebutuhan tenaga kesehatan dan metode Miles Huberman dalam menentukan pengembangan tenaga kesehatan di puskesmas. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Hasil analisa kebutuhan tenaga menunjukan bahwa Puskesmas Unit II Sumbawa kekurangan tenaga dokter, bidan, dan nutrisionis masing-masing 1 orang dan kelebihan tenaga perawat sebanyak 10 orang. Sedangkan pada Puskesmas Moyo Hilir kekurangan tenaga dokter, dokter gigi, asisten apoteker, nutrisionis, sanitarian dan penyuluh kesehatan masing-masing I orang, kekurangan tenaga bidan sebanyak 5 orang dan kelebihan tenaga perawat sebanyak 5 orang. Hasil analisa kebutuhan pengembangan menunjukan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan yang berpendidikan kejuruan setingkat sekolah menengah membutuhkan pendidikan lebih 1anjut minimal Dill yakni tenaga laboran pada Puskesmas Unit II, tenaga laboran, asisten apoteker, perawat gigi, dan perawat pada Puskesmas Moyo Hilir. Pelatihan on the job training seperti bimbingan dan diskusi dibutuhkan oleh tenaga kesehatan. Selain itu off the job training juga dibutuhkan seperti pelatihan kegawatdaruratan (PTC, ATLS atau GELS dan PONED) bagi dokter, pelatihan PPGDON, CTU, Hypnobirthing, Manajemen BBLR, peuanganan Asfiksia bagi bidan, pelatihan Manajemen Kefarmasian, Pemakaian Obat Rasional bagi asisten apoteker, pelatihan BTCLS, Komunikasi dan Etika Keperawatan dan IT bagi perawat dan pelatihan Penyakit Gigi dan Mulut bagi perawat gigi. Bagi sanitarian dibutuhkan pelatihan Klinik Sanitasi Lingkungan dan Pengendalian Vektor. Bagi nutrisionis dibutuhkan pelatihan fungsional gizi sedangkan laboran membutuhkan pelatihan Analis Laboratorium dan pelatihan Teknis Laboratorium Mikroskopis TB. Penyuluh kesehatan mernbutuhkan pelatihan Prornosi Kesehatan dan pelatihan Teknik Penyuluhan dan Kornunikasi. Selain itu kebutuhan berupa kebijakan seperti pernerataan untuk rnernperoleh kesernpatan mengikuti pendidikan dan pelatihan, rotasi/mutasi tempat kelja dan sosialisasi SOP setiap poli puskesmas dalam bekerja. Rekomendasi untuk melakukan analisa kebutuhan dan pengembangan SDMK pada puskesmas lain dan perlu adanya sistem informasi ketenagaan yang baik sehingga dapat menjadi acuan untuk mengambil kebijakan dalam hal perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan dan pengembangannya.

Actions (login required)

View Item