Tata Kelola Dalam Pengelolaan Hutan Lindung (Suatu Kajian dengan menggunakan Soft Systems Methodology)

Darmanto, (2014) Tata Kelola Dalam Pengelolaan Hutan Lindung (Suatu Kajian dengan menggunakan Soft Systems Methodology). Project Report. Universitas Terbuka, Tangerang Selatan.

[img]
Preview
Text
2014_306.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Berbagai cara dan strategi termasuk kajian-kajian dan penelitian-penelitian dalam rangka pengelolaan hutan lindung sudah dilakukan namun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan menyangkut pengelolaan hutan lindung masih tetap terjadi sehingga kondisi tersebut mengakibatkan permasalahan pengelolaan hutan lindung menjadi kompleks (ill-defined situation) dan tidak terstruktur dengan baik (ill-structured complexity). Penelitian ini menyangkut serba sistem aktivitas manusia atau human activity systems (HAS) dalam pengelolaan hutan lindung yang ditandai dengan orang-orang yang dalam peran sosialnya masing-masing selalu memiliki kehendak untuk melakukan kegiatan yang punya maksud (purposeful activities). Sedangkan pihakpihak yang terlibat dalam pengelolaan hutan lindung selalu melakukan suatu proses pembelajaran (learning process) yang terkait dengan sistem aktivitas yang punya maksud (purposeful activity system). Rekonstruksi tata kelola dalam pengelolaan hutan lindung mengambil rujukan penelitian yaitu hanya dilakukan di hutan lindung yang berada di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metodologi serba sistem lunak (Soft Systems Methodology) yang pengerjaannya dilakukan sesuai dengan penahapan sistematis sesuai syarat recoverability yang ditekankan Checkland & Poulter (2006). Pemenuhan syarat recoverability ini dilakukan dalam rangka menjamin kualitas data sama halnya seperti triangulasi data riset arus utama dalam ilmu sosial. Namun demikian hasil dari penelitian aksi yang didasarkan atas SSM ini tidak dapat digeneralisir seperti halnya pengertian repeatability berdasarkan pendekatan kuantitatif (positivis) dalam metodologi ilmu sosial. Untuk melakukan restrukturisasi lima prinsip tata kelola hutan menurut FAO-UN (2011) dikembangkan satu prinsip menyangkut tata kelola yaitu prinsip konsensus (concensus)(UNDP, 2007; Osborne & Gaebler, 1992; dan Denhardt & Denhardt, 2007). Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses pembelajaran yang partisipatif dan berbasis budaya dalam sistem terbuka yang rumit dan kompleks yang berbentuk serba sistem aktivitas manusia (human activity systems) terkait dengan rekonstruksi tata kelola hutan lindung dalam pengelolaan hutan lindung. Tujuan penelitian yang berhubungan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan research interest yaitu: Melakukan rekonstruksi tata kelola dalam pengelolaan hutan lindung melalui proses pembelajaran partisipatif dan berbasis budaya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yang berkaitan dengan problem solving interest adalah: (1)Melakukan rekonstruksi implementasi kebijakan dalam pengelolaan hutan lindung di Kabupaten Wonosobo melalui proses pembelajaran partisipatif dan berbasis budaya. (2) Melakukan rekonstruksi pelaksanaan koordinasi dalam pengelolaan hutan lindung di Kabupaten Wonosobo melalui proses pembelajaran partisipatif dan berbasis budaya.

Item Type: Monograph (Project Report)
Additional Information (ID): 2014_306
Uncontrolled Keywords: Rekonstruksi Tata Kelola Hutan Lindung, kebijakan, koordinasi, SSM.
Subjects: 600 Technology and Applied Sciences > 630-639 Agriculture and Related Technologies (Pertanian dan Teknologi yang Berkaitan) > 634.92 Forest Management (Manajemen Kehutanan, Manajemen Hutan)
Divisions: Thesis,Disertasi & Penelitian > Penelitian
Depositing User: Praba UT
Date Deposited: 09 Nov 2016 04:32
Last Modified: 19 Jul 2018 09:37
URI: http://repository.ut.ac.id/id/eprint/6011

Actions (login required)

View Item View Item