Sukmadewa, Yoga (2016) Analisis Valuasi Nilai Saham Pada Sektor Pertambangan Tahun 2009 -2014. Masters thesis, Universitas Terbuka.
Text
43230.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
lndustri pcrtambangan mcrupakan salah satu scktor industri yang memiliki sumbangsih besar bagi negara seperti peningkatan pendapatan ekspor, pembangunan daerah, dan pembukaan lapangan kerja. Industri pertambangan merupakan industri padat modal dengan tingkat risiko yang tinggi antara lain risiko cksplorasi, produksi, perubahan harga komoditas dan kebijakan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan estimasi harga saham perusahaan pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEl) pada tahun 2009-2014 dengan menggunakan metode valuasi Free Cash Flow to Equity (FCFE) dan menggunakan hasil valuasi tersebut untuk menguji kemampuan metode fCFE dan membandingkan dengan harga aktual saham tersebut di bursa. Data diperoleh dari data bulanan suku bunga Bank Indonesia, JCMD (Indonesian Capital Market Directory), laporan keuangan emiten dari tahun 2009-2014, dan data pergerakan harga saham bulanan talmo 2009- 2014. Jumlah sampel pcnclitian ini adalah 4 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah metode analisis data melalui nilai intrinsik saham Free Cash Flow to Equity (FCFE). Hasil penelitian menunjukkan Harga saham PT. Ancka Tam bang Tbk., pada awal tahun 2015, diperjualbelikan melebihi nilai intrinsiknya, haik jika dinilai dari pertumbuhan aktiva total maupun penjualan bersihnya. Saham PT. Bumi Resources Tbk. diperjualbelikan di bawah nilai intrinsiknya, baik jika dinilai dari pertumbuhan aktiva total aset maupun penjualan bersihnya. Saham PT. Bayan Resources Tbk., pada awal tahun 2015, diperjualbelikan di atas harga intrinsiknya baik dari pertumbuhan nilai aset, free cash flow, maupun penjualan bersihnya. Saham PT. Energi Mega Persada, pada awal tahun 2015, diperjualbelikan di atas harga intrinsiknya pada aktiva total dan pendapatan setelah pajak (EA1). Akan tetapi jika digunakan pendekatan penjualan bersih (net sales) nilai saham di pasaran diperjualbelikan di bawah harga pasar. Secara keseluruhan dalam 6 tahun terakhir kondisi perusahaan pertambangan, baik mineral maupun minyak dan gas, berada dalam keadaan yang tidak baik. Hal ini disebabkan oleh rendahnya harga komoditas pertambangan dan minyak serta oleh faktor kebijakan pemerintah rncngcnai larangan ekspor bahan petambangan mentah.
Actions (login required)
View Item |