Kearifan Lokal sebagai Basis Mitigasi Bencana

Prasetyo, Budi (2019) Kearifan Lokal sebagai Basis Mitigasi Bencana. In: Peran matematika,sain dan teknologi dalam kebencanaan. Universitas Terbuka, Pondok cabe, pp. 111-129. ISBN 9786023927210

[img]
Preview
Text
20S0006.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (11MB) | Preview
Official URL: http://ut.ac.id

Abstract

Pada dasarnya, kekayaan alam yang berupa sumber daya hayati baik flora maupun fauna disediakan dan dimanfaatkan oleh manusia agar tetap bertahan hidup. Manusia dengan segala bentuk karakter yang dimilikinya berusaha untuk mengeksploitasi kekayaan flora tersebut dengan mengatasnamakan berbagai kepentingan, seperti untuk pembangunan nasional dan peningkatan perekonomian. Telah terjadi berbagai bentuk pelanggaran perilaku manusia baik secara perorangan maupun berkelompok terhadap pemanfaatan kekayaan flora Indonesia terutama pada ekosistem hutan hujan tropis. Kegiatan yang dikenal dengan istilah illegal logging terjadi hampir di semua hutan sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan yang sangat parah. Kondisi tersebut memicu terjadinya beragam bencana yang terjadi di kawasan negara kita. Masyarakat menanggung cukup besar biaya kerugian yang ditimbulkan akibat bencana, selain berupa kerugian materi juga lebih utama jiwa manusia. Kearifan lokal yang terdapat di beberapa kelompok masyarakat tradisional di Indonesia menjadi salah satu alternatif untuk mencegah ataupun mengurangi saat penanggulangan bencana maupun penanganan pasca-bencana, sehingga dampak bencana susulan dapat diantisipasi. Tujuan penulisan untuk menjelaskan kepada publik tentang pentingnya peran dan manfaat kearifan lokal yang dimiliki oleh kelompok masyarakat tradisional dalam mitigasi bencana yang terjadi di Indonesia. Berbagai bentuk kearifan lokal masyarakat tradisional yang berorientasi pada mitigasi bencana seperti konstruksi pada rumah-rumah adat pada suku Mentawai di Sumatera Barat, suku Osing di Banyuwangi, suku Bali di Karangasem dan Buleleng Bali, suku Baduy di Banten, masyarakat Tanaai di Kabupaten Sikka NTT, dan suku Kaili di Sulawesi Tengah telah terbukti secara ilmiah mampu bertahan terhadap goncangan gempa. Beragam kearifan lokal tersebut sampai sekarang masih terpelihara dengan baik dan dilestarikan oleh mereka. Bercermin dari berbagai kejadian bencana di negara ini, sudah selayaknya masyarakat perkotaan yang terdampak oleh bencana, dengan besar hati dapat mengadopsi beragam kearifan lokal tersebut dengan menyesuaikan karakter dan keperluan daerahnya. Dalam hal ini, keterlibatan dan peran pemerintah sangat diperlukan agar dampak kejadian bencana ulangan yang lebih buruk dapat dikurangi.

Item Type: Book Section
Additional Information (ID): 20/S0006.pdf
Uncontrolled Keywords: Illegal logging, masyarakat tradisional, kerusakan lingkungan
Subjects: 300 Social Science > 360-369 Social Problems and Services (Permasalahan dan Kesejahteraan Sosial) > 363.34936 Flood Disaster Services (Pengamanan dari Bencana Banjir)
500 Natural Science and Mathematics > 570-579 Biology (Biologi, Ilmu Hayat) > 577 Ecology (Ekologi)
600 Technology and Applied Sciences > 620-629 Engineering and Allied Operations (Ilmu Teknik dan Ilmu yang Berkaitan) > 627.4 Flood Control (Pengawasan Banjir)
600 Technology and Applied Sciences > 620-629 Engineering and Allied Operations (Ilmu Teknik dan Ilmu yang Berkaitan) > 628 Environmental Protection Engineering (Teknik Perlindungan Lingkungan, Teknik Lingkungan)
600 Technology and Applied Sciences > 630-639 Agriculture and Related Technologies (Pertanian dan Teknologi yang Berkaitan) > 639.9 Conservation of Biological Resource (Konservasi Sumber-sumber Biologis)
Divisions: Prosiding Seminar > Seminar Nasional FST-UT 2019
Depositing User: CR Cherrie Rachman
Date Deposited: 24 Jan 2020 03:36
Last Modified: 24 Jan 2020 03:36
URI: http://repository.ut.ac.id/id/eprint/8866

Actions (login required)

View Item View Item