Analisis Keuangan Terhadap Kelayakan Investasi Pembangunan Sistem Penyediaan Air Bersih Bersama Untuk Yogjakarta, Sleman dan Bantul dari Mata Air di Kabupaten Magelang

YULIANTO, RACHMAD (2009) Analisis Keuangan Terhadap Kelayakan Investasi Pembangunan Sistem Penyediaan Air Bersih Bersama Untuk Yogjakarta, Sleman dan Bantul dari Mata Air di Kabupaten Magelang. Masters thesis, Universitas Terbuka.

Preview

Text 40362.pdf Download (28MB) | Preview

Abstract

Penyediaan air bersih di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini dipenuhi dengan sumber air dari mata air, air permukaan dan air tanah. Pada tahun 2015 di diproyeksikan terjadi kekurangan air bersih sebesar 1.835 Liter/detik untuk memenuhi 3 (tiga) wilayah, yaitu : Sleman (650 Liter/detik), Yogyakarta (616 Liter/detik) dan Bantul (569 Liter/detik). Untuk memenuhi kekurangan air bersih tersebut, terdapat 2 (dua) altematif solusi, yaitu : Alternatif I adalah mengalirkan air bersih dari mata air yang berada di Kabupaten Magelang dan Alternatif II adalah membangun instalasi pengolahan air bersih dengan air baku dari Sungai Progo dengan intake di Karangtalun, kemudian mengalirkannya ke tiap-tiap reservoir dengan pemompaan dan/atau secara gravitasi. Dalam studi ini, Alternatif II tidak dimasukkan dalam lingkup penelitian. Pembangunan instalasi akan lebih layak jika mendekati daerah pelayanan dengan sumber air baku dari Selokan Mataram daripada pembangunan instalasi pengolahan air bersih terpusat di Karangtalun yang akan membutuhkan investasi sistem pipa distribusi yang lebih mahal. Setelah dilakukan pengukuran jalur yang meliputi data jarak dan ketinggian antara mata air di Magelang dan reservoir distribusi di Yogyakarta, diketahui adanya potensi yang sangat besar untuk mengalirkran air bersih dari mata air tersebut ke Yogyakarta, meskipun tetap diperlukan pemompaan di lokasi mata air yang berada pada ketinggian yang lebih rendah dibandingkan lingkungan sekitar. Terdapat 2 (dua) alternatif jalur pengaliran. Alternatif A adalah dari mata air Pisangan (+345 m) dan mata air Gending (+286 m) yang keduanya masing-masing mempunyai kapasitas 1000 Liter/detik, air dipompa menuju reservoir di Biondo (+335m), kemudian dialirkan secara gravitasi menuju Yogyakarta melalui Sawitan dan Karangtalun (+ 190 m). Alternatif B adalah dari kedua mata air, air dipompa menuju Reservoir di Blabak (+344 m), kemudian dipompa kembali menuju Yogyakarta melalui Muntilan dan dilengkapi Bak Pelepas Tekan pada elevasi +336 m. Dari hasil simulasi komputer dapat dihitung diameter pipa air bersih yang optimal untuk pengaliran air bersih, sehingga dapat dihitung nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunannya dan juga diperhitungkan biaya operasionalnya. Evaluasi keekonomian terhadap semua alternatif dilakukan berdasarkan nilai parameter-parameter ekonomi, yaitu: Payback Periode, Net Present Value, dan Internal Rate of Return, dan pada beberapa nilai harga jual air curah ke PDAM dan pada beberapa tingkat kebocoran air bersih saat pendistribusiarniya yang menjadi tanggung jawab dari PDAM. Alternatif jalur pengaliran yang terpilih adalah Alternatif B.4 dengan penambahan suplai air bersih dari mata air Blambangan (+350m) dan dari mata air Semaren (+494 m). Pada Altematif B.4 yang terpilih diketahui bahwa pada kondisi nilai WACC 12,67%, nilai NPV-nya sangat dipengaruhi oleh prosentase penurunan kehilangan air per tahun dan tarif air curah, yaitu : pada penurunan kehilangan air 0,8% per tahun, nilai NPV pada tarif air curah Rp. 1.435,-/m3 sebesar Rp. -41,3 M naik menjadi Rp. 97,9 M pada Rp. 1.706,-/m3 dan akan turun menjadi Rp. 7,9 M, jika tidak dicapai penurunan kehilangan air yang saat ini tingkat kehilangan air yang teijadi mencapai 32%.

Actions (login required)

View Item