Status Gizi Lansia Berdasarkan Peta Pengaruh Faktor Determinan Pada Peserta Dan Bukan Peserta Posyandu Lansia (Studi Kasus Di Kota Tangerang Selatan)

Fadila, Ila and Sutardi, Deddy Ahmad (2013) Status Gizi Lansia Berdasarkan Peta Pengaruh Faktor Determinan Pada Peserta Dan Bukan Peserta Posyandu Lansia (Studi Kasus Di Kota Tangerang Selatan). Project Report. Universitas Terbuka, Jakarta.

[img]
Preview
Text
2013_146.pdf

Download (869kB) | Preview

Abstract

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2010) pada tahun 2010 diperkirakan usia harapan hidup penduduk Indonesia adalah 67,4 tahun dengan jumlah lansia mencapai 23,9 juta jiwa (9,77%) dan diperkirakan akan menjadi 28 juta lebih pada tahun 2020. Pada tahun 2050 jumlah lansia diperkirakan mencapai 71,6 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut maka jumlah lansia di Indonesia di satu sisi dapat menjadi potensi bila dalam kondisi produktif dan mandiri, di sisi lain bila tidak ditangani secara segera dan kontinu maka akan timbul berbagai masalah, salah satu diantaranya terkait dengan masalah gizi. Penelitian ini berusaha untuk mendapatkan gambaran pengaruh faktor-faktor determinan yang akan diteliti terhadap status gizi lansia peserta dan bukan peserta posyandu lansia (pos pelayanan terpadu/posbindu) dengan studi kasus di kota Tangerang Selatan, berdasarkan model hubungan status gizi lansia melalui metode analisis jalur. Tujuan akhir diharapkan akan diperoleh model hubungan status gizi lansia berdasarkan empat faktor yang diteliti (karakteristik lansia, status kesehatan lansia, perilaku gizi dan konsumsi pangan lansia), dan membandingkan model hubungan yang ada pada pesertaa posyandu lansia dan bukan peserta posyandu lansia. Desain penelitian bersifat causal analysis untuk menguji hipotesis-hipotesis pengaruh antar variabel. Perancangan kerangka model berdasarkan pengetahuan teori untuk dibandingkan terhadap penerapannya dalam kondisi tertentu. Misalnya, dalam penelitian ini, kondisi karakteristik lansia (umur, pendidikan , status pernikahan, status pekerjaan, pendapatan dan pengaturan tempat tinggal), status kesehatan (jenis dan keluhan penyakit, frekuensi sakit dan lama sakit serta tindakan pengobatan) dan perilaku gizi serta konsumsi pangan, diuji interelasinya terhadap status gizi lansia melalui suatu model analisis jalur. Pengumpulan data dengan cara mendata pra lansia dan lansia usia 45 – 90 tahun baik sebagai peserta maupun bukan peserta Posyandu lansia di wilayah binaan Puskesmas kota Tangerang Selatan. Pemilihan Puskesmas berdasarkan purposive sampling yang mewakili puskesmas barat, selatan, timur,utara, masing-masing diwakili 1 puskesmas yang dipilih secara acak. Jumlah seluruh sampel adalah 210 orang lansia. Pemilihan sampel di posyandu lansia dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) berdasarkan kriteria pemilihan sampel yaitu : tidak pikun, tidak bermasalah dengan pendengaran dan bersedia untuk diwawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh status kesehatan lansia dan perilaku gizi serta konsumsi pangan (PGKP) terhadap status gizi lansia dapat dijelaskan sebagai berikut : Status gizi dipengaruhi oleh status PGKP (-0.31) dan status kesehatan (-0.13), pengaruh keduanya bersifat menekan kelebihan gizi lansia. Semakin tinggi status kesehatan, secara sendiri-sendiri atau bersamaan, semakin baik (normal) status gizi lansia. Pengaruh karakteristik lansia terhadap: 1). Status kesehatan pada kelompok peserta posbindu dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan (0.35), pengaturan tempat tinggal (0.28), dan jenis pekerjaan (0.16), sementara pada kelompok non peserta posbindu status kesehatan dipengaruhi, dari yang paling dominan, oleh faktor status pernikahan (0.22), jenis pekerjaan (0.11), dan tingkat pendidikan (0.09). 2). Perilaku Gizi dan Konsumsi Pangan (PGKP) pada kelompok peserta posbindu dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan (0.39), pengaturan tempat tinggal (0.12), dan jenis pekerjaan (-0.11). Pada kelompok non peserta posbindu Status PGKP dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan (0.34), jenis pekerjaan (0.23), dan status pernikahan (0.12). Pada kelompok peserta posbindu , kondisi karakteristik lansia berpengaruh terhadap status gizi melalui status kesehatan dan status PGKP. Karakteristik tersebut adalah faktor tingkat pendidikan dan faktor pengaturan tempat tinggal, sedangkan karakteristik faktor jenis pekerjaan, pengaruhnya tidak signifikan. Pada kelompok non peserta posbindu: Kondisi karakteristik lansia terutama jenis pekerjaan dan status pernikahan berpengaruh terhadap status gizi baik secara langsung maupun melalui status kesehatan dan status PGKP. Melalui status kesehatan dan status PGKP pengaruh faktor jenis pekerjaan dan status pernikahan signifikan dan bersifat mendorong kelebihan gizi. Sedangkan faktor tingkat pendidikan tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut tiga faktor utama yang dapat diintervensi melalui program khusus untuk meningkatkan status kesehatan dan perilaku gizi yang baik adalah faktor pendidikan terutama pendidikan gizi, pemberdayaan ekonomi keluarga dan pengaturan tempat tinggal (faktor sosial , ekonomi dan budaya/psikologis).

Item Type: Monograph (Project Report)
Additional Information (ID): 2013_146
Uncontrolled Keywords: Gizi Lansia; Posyandu
Subjects: 600 Technology and Applied Sciences > 610-619 Medical and Medicine Science (Ilmu Kedokteran dan Ilmu Pengobatan) > 612.3 Nutrition (Nutrisi, Ilmu Gizi)
Divisions: Thesis,Disertasi & Penelitian > Penelitian
Depositing User: Praba UT
Date Deposited: 09 Nov 2016 07:35
Last Modified: 09 Nov 2016 07:35
URI: http://repository.ut.ac.id/id/eprint/6052

Actions (login required)

View Item View Item